Kamis, November 06, 2014
1
PENGARUH ADANYA TEKNOLOGI ONLINE SHOP TERHADAP TINGKAH LAKU KONSUMEN

Rizkia Miftah Akbar
Management Bachelor Programe, School of Economics and Business
Widyatama University
Bandung, Indonesia
rizkiamiftah@gmail.com



Situs belanja online merupakan salah satu agen komersial yang ikut mentransmisikan nilai-nilai konsumerisme dalam level global. Di Indonesia, hal ini dapat dirasakan dengan semakin banyaknya pengguna internet yang mencicipi sistem transaksi online. Dalam situasi krisis finansial global 2008 dan setelah krisis, ternyata tidak terjadi angka penurunan jumlah transaksi online di Indonesia. Hal yang muncul justru sebaliknya, tren belanja online semakin meningkat dan konsumen di Indonesia justru semakin antusias dalam melihat adanya peluang dari bisnis online ini. Kondisi ini di samping mengindikasikan kultur konsumerisme yang semakin menyusupi pola kehidupan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat yang terintegrasi ke dalam sistem global, ternyata juga dapat mengindikasikan bahwa konsumerisme tidak serta merta diperspesikan secara negatif, kembali lagi kepada konteksnya. Dari bahasan ini dapat dismpulkan bahwa online shop yang merupakan media transmisi kultur konsumerisme global berkontribusi cukup signifikan dalam peningkatan daya beli konsumen di Indonesia pasca krisis finansial global 2008.

Keywords: online shop, prilaku, kegiatan ekonomi, masyarakat

Background:
Sebelum adanya internet, pelaku kegiatan ekonomi melakukan kegiatannya dengan cara tradisional. Mulai dari berdagang, berbelanja bahkan kegiatan lelang pun dilakukan dengan cara bertatap muka langsung. Seperti para konsumen yang membeli barang di toko-toko atau terlihat secara fisik sehingga terjadi pertemuan antara pedagang dan pembeli. Proses transaksi, tawar menawar dan strategi pedagang dalam memikat konsumen pun terlihat nyata. Namun, berkat adanya internet terciptalah teknologi perdagangan secara online yang terintegrasi dengan sistem yang biasa disebut online shop. Dari remaja hingga dewasa sudah mengenal online shop apalagi ditambah dengan adanya fasilitas penunjang seperti gadget ataupun smartphone. Menurut data Kominfo, pengguna internet di Indonesia pada tahun 2014 sudah mencapai 82 juta pengguna[1] atau sekitar 30% dari total penduduk di Indonesia. Ini menunjukan bahwa masyarakat Indonesia sudah mengalami perkembangan dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern. Dengan melihat data tersebut, teknologi online shop akan semakin ramai karena beberapa tahun kedepan, pengguna internet di Indonesia akan bertambah dan bukannya hanya di Indonesia saja, namun seluruh dunia. Oleh karena itu, para pelaku ekonomi saat ini sudah beradaptasi dan berkolaborasi dengan adanya internet agar kegiatan ekonomi bisa terus berjalan tanpa terhalang oleh waktu dan tempat. Online shop sendiri sangat mudah dilakukan, karena tidak harus orang yang memiliki latar belakang bidang IT, banyak juga dari mereka yang asalnya dari ibu rumah tangga, pelajar, dan orang-orang yang asalnya bekerja di sebuah kantor, yang menggunakan online shop sebagai bisnis sampingan. Usaha belanja online atau toko online saat ini memang sedang menjamur dan ngetrend dikalangan penikmat dunia maya. Beragam cerita toko online dan seputar testimoni toko online pun semakin banyak dijumpai. Di Indonesia ini banyak yang sudah melakukan sistem belanja online, contohnya adalah bhinneka.com, lazada, bli-bli, tokobagus.com dan masih banyak toko online yang memberlakukan sistem jual beli online dalam menjual semua produknya.
Di zaman serba canggih seperti sekarang tidak perlu susah susah pergi ke toko atau mall untuk membeli barang kebutuhan, karena sekarang banyak yang menjual barang yang diperlukan via online atau buka toko lewat internet. Dengan online shop, konsumen bisa melihat produk selama 24 jam penuh tanpa adanya batas waktu penutupan. Jarak pun sudah tidak jadi halangan karena online shop bisa diakses dimana saja. Namun bukan berarti online shop tidak ada resiko atau ancaman serius yang dapat merugikan. Banyak kasus-kasus tindak kriminal atau hal yang merugikan yang berasal dari online shop, seperti penipuan, peretasan saat transfer, kerusakan barang dan lain sebagainya. Dengan resiko yang sudah disebutkan, seharusnya konsumen lebih waspada dan hati-htai jika bertransaksi secara online. 
Namun, yang terjadi justru malah sebaliknya. Konsumen saat ini cenderung melakukan transaksi secara online atau menggunakan dunia maya. Intensitas transaksi online dari tahun ke tahun terus menunjukan peningkatan. Seolah-olah konsumen mengabaikan resiko atau ancaman yang akan terjadi saat bertransaksi menggunakan online shop. Ini dibuktikan pada tahun 2011, terjadi ribuan transaksi per hari dengan nilai miliaran rupiah, bahkan dalam sebulan mencatatkan nilai jual-beli hingga triliunan rupiah[2]. Seperti situs online shop terkenal, tokobagus.com yang pada tahun 2011 mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp. 1,4 Triliun rupiah. Menkominfo pun menyebutkan bahwa nilai transaksi e-commerce pada tahun 2013 mencapai angka Rp130 triliun. 
Data menunjukan bahwa pertumbuhan pasar online shop akan terus mengalami kenaikan. Dengan meningkatnya golongan kelas menengah, orang-orang tidak akan segan untuk mengkonsumsi uang mereka untuk membeli berbagai macam barang yang mereka inginkan. Tapi walaupun memiliki potensi yang besar, tetap ada beberapa masalah yang menjadi penghambat pertumbuhan atau resiko berupa kerugian terhadap konsumen saat melakukan transaksi belanja online. Sehingga menimbulkan dampak dan faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumen terhadap online shop.

Hypothesis and Aims
Hipotesis dari makalah ini adalah "Bagaimana teknologi online shop bisa mempengaruhi kebiasaan dan prilaku konsumen dalam kegiatan ekonomi?" Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu faktor apa saja yang mempengaruhi, dampak yang ditimbulkan.

Design
Sebelum masuk kedalam inti pembahasan, dibutuhkan atau perlu mengetahui terlebih dahulu pengertian dari teknologi online shop. Teknologi adalah penggunaan pengetahuan ilmiah untuk memenuhi tujuan atau memecahkan suatu masalah. Misalnya dengan menggunakan pengetahuan ilmiah untuk menciptakan mesin atau perangkat untuk membuat hal-hal agar suatu pekerjaan mudah untuk dilakukan. Di kalangan masyarakat, teknologi telah membantu mengembangkan ekonomi yang lebih maju (termasuk ekonomi global saat ini). Sedangkan belanja online atau online shop adalah salah satu sistem jual beli yang menggunakan sistem yang terintegrasi atau terhubungkan dengan media online. Belanja online ini bisa dengan melalui chatting yang langsung dilakukan di website yang memberikan fitur chat tersebut. Belanja online di Indonesia mengadopsi sistem belanja online yang ada di luar negeri yang sudah lebih dulu melakukan sistem belanja online, seperti ebay, amazon. Di Indonesia ini banyak yang sudah melakukan sistem belanja online, contohnya adalah bhinneka.com, lazada, bli-bli, dan masih banyak toko online yang memberlakukan sistem jual beli online dalam menjual semua produknya. Online Shop di Indonesia semakin hari semakin menunjukkan perkembangan yang signifikan. Mulai dari situs yang menjual handphone, gitar, butik, toko buku, makanan, bahkan hingga ke alat elektronik pun mulai dirambah oleh layanan Online Shop.

Media yang sering digunakan untuk Online Shop adalah :
Blog
Blog merupakan layanan web gratis dimana pelaku usaha menggunakan blog sebagai online shop yang ia punya untuk menjual sekaligus mempromosikan barang dan jasa yang ia tawarkan kepada calon konsumen. Karena sifatnya yang mudah di kustomisasi oleh penggunanya, maka online shop melalui media blog cukup riskan karena pembeli cukup sulit mengetahui reputasi dari penjual. Biasanya penjual mengunggah bukti bukti transfer yang ia miliki sebagai bentuk jaminan kepada pelanggan bahwa ia merupakan penjual tepercaya.

Situs Web
Ada banyak situs web yang menyediakan layanan online shop baik web lokal maupun web internasional. Biasanya terdapat keranjang belanja, dimana calon pembeli dapat memilih produk yang akan dibeli. Selain dengan keranjang belanja, pembeli juga dapat langsung menghubungi penjual agar transaksi langsung dapat dilakukan melalui telepon atau email. Ada banyak hal yang dapat dilakukan di layanan belanja daring melalui web, diantaranya yang terkenal adalah lelang. Lelang merupakan kegiatan belanja daring dimana pembeli menetapkan batas bawah suatu harga yang hendak dilelang, kemudian sang pembeli yang tertarik dapat menawar (biasa disebut bidding) sesuai kelipatan yang diajukan. Lelang biasanya dibatasi pada periode tertentu sehingga pembeli dengan nominal tertinggi dinyatakan berhak membeli barang yang ia inginkan sesuai dengan harga yang ia ajukan.

Media sosial
Seiring dengan maraknya pertumbuhan situs jejaring sosial di dunia, media social networking ini juga dilirik oleh pelaku belanja daring untuk memasarkan produknya. Penjual akan mengunggah barang yang ia tawarkan kemudian disebarkan melalui messaging atau fitur photo sharing. Bentuk penawaran ini merupakan perkembangan dari media katalog yang tadinya disebarkan dalam bentuk media cetak per bulan, kini disebarkan melalui media katalog online yang penawarannya dapat diupdate kapan saja.

Sedangkan teori yang digunakan untuk membahas masalah yang diangkat di makalah ini, penulis menggunakan teori Tingkah Laku Konsumen. Sejumlah pertanyaan muncul saat kita berbicara tentang kegiatan konsumen untuk membeli, kita tidak tahu mengapa orang-orang membeli suatu produk baru, keinginan apa yang mereka penuhi dan penjelasan-penjelasan yang mungkin ada secara psikologis dan sosiologi mengenai mengapa konsumen membeli satu produk dan bukan produk lainya. Hal inilah yang membuat kita perlu untuk mengetahui dan mempelajari segala hal tentang perilaku konsumen dalam kegiatan konsumsi khususnya online shop. Teori tingkah laku konsumen menerangkan tentang perilaku konsumen di pasaran, yaitu menerangkan sikap konsumen dalam membeli dan memilih barang yang akan dibelinya. 
Teori ini dikembangkan dalam dua bentuk: 
teori utility 
analisis kepuasan sama. 
Perilaku konsumen timbul karena adanya kendala dalam keterbatasan pendapatan di satu sisi dan di sisi lain adanya keinginan untuk mengkonsumsi barang dan jasa sebanyak-banyaknya. Teori perilaku konsumen pada dasarnya menjelaskan bagaimana konsumen itu mendayagunakan sumber daya yang ada (uang) dalam rangka memuaskan kebutuhan/keinginan dari satu atau lebih produk. Penilaian kepuasan umumnya bersifat subjektif baik bagi pemakai langsung maupun bagi penilai. Jadi, Perilaku konsumen adalah studi dari proses keputusan mengapa konsumen dapat membeli dan mengkonsumsi produk-produk[3].

Gambar : faktor-faktor yamg mempengaruhi proses pembelian konsumen    (Sumber : RW. Griffin & RJ. Ebert, ”Bisnis”. 2003:366)


Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut judul salah satu studi klasik, kita termasuk ke dalam “social animals”. Jadi, untuk memahami perilaku konsumen bergantung pada psikologi dan sosiologi. Hasilnya berfokus pada empat bidang yang menjadi pengaruh utama terhadap perilaku konsumen: psikologis, pribadi, sosial, dan budaya [4].
a) Pengaruh psikologis mencakup motivasi, presepsi, kemampuan belajar, dan sikap perseorangan.
b) Pengaruh pribadi mencakup gaya hidup, kepribadian, dan status ekonomi.
c) Pengaruh sosial mencakup keluarga, pendapat pemimpin (orang yang pendapatnya diterima oleh orang lain), dan kelompok referensi lainya seperti teman, rekan sekerja, dan rekan seprofesi.
d) Pengaruh budaya mencakup budaya (“cara hidup” yang membedakan satu kelompok besar dengan kelompok lainya), subkultur (kelompok yang lebih kecil, seperti kelompok etnis yang memilliki nilai-nilai bersama), dan kelas sosial (kelompok-kelompok berdasarkan peringkat budaya menurut kriteria seperti latar belakang, pekerjaan,  pendapatan serta teknologi.
Walaupun seluruh faktor itu dapat berdampak besar pada pilihan konsumen, dampak faktor-faktor itu terhadap pembelian aktual beberapa produk menjadi sangat  lemah atau dapat diabaikan. Beberapa konsumen, misalnya, memperlihatkan loyalitas terhadap merek (Brand Loyalty) tertentu, yang berarti mereka secara rutin membeli produk-produk karena mereka puas atas kinerja merek produk itu.

Dan untuk menganalisis tingkah laku konsumen, digunakan pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Dasar dari pemikiran dari pendekatan ini adalah semakin banyak barang yang dikonsumsi semakin memberikan kepuasaan terhadap konsumen. Dalam menganalisa tingkat kepuasan dalam pendekatan ini digunakan kurva Indifferen (indifferent Curve) yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama. Ketika konsumen melakukan mencari barang menggunakan online shop, tujuan utamanya pasti hanya ingin membeli satu jenis barang. Namun ternyata yang dilirik lebih dari satu barang karena harga yang tertera di online shop sangat jauh lebih murah dan biasanya konsumen mudah tergoda untuk membeli lebih dari 2 jenis barang. Maka kurva indifferen akan menunjukkan garis melengkung yang setara antara barang satu dengan barang yang lainnya seperti gambar dibawah ini.
Garis anggaran (Budget line) yang menunjukkan berbagai kombinasi dari dua macam barang yang berbeda yang dapat dibeli oleh konsumen dengan pendapatan yang terbatas. 

Dengan menggunakan kedua kurva ini akan ditunjukkan bahwa konsumen akan mencapai kepuasan yang maksimum apabila garis  anggaran pengeluaran disinggung oleh kurva kepuasan yang peling tinggi. Di mana persinggungan antara Budget Line dan Indefferent Curve ini akan menggambarkan kombinasi barang yang diinginkan konsumen, beararti konsumen akan mencapai kepuasan yang maksimum, keadaan ini terkenal dengan sebutan garis keseimbangan konsumen. Dengan demikian, pemaksimuman kepuasan yang digambarkan adalah tingkat kepuasan maksimum dari mengkonsumsi dua barang dengan menggunakan sejumlah pendapatan tertentu. Seperti contoh kurva dibawah ini dimana digambarkan tingkat kepuasan maksimum dari dua barang dengan jumlah pendapatan.

Konsumen akan mencapai titik kepuasan maksimum dimana daerah yang bersinggungan antara budget line dengan indereffence curve. Jadi saat konsumen membeli dua jenis barang seperti contoh diatas antara pakaian dan sepatu, konsumen akan mencapai titik kepuasan didaerah yang bersinggungan antara budget line dengna kurve indefference yaitu titik E.


Efek Pengganti (Substitusi)

Dalam penurunan harga suau barang akan menyebabkan permintaan pada barang tersebut semakin bertambah banyak. Penurunan harga barang tersebut  mewujudkan nilai guna marginal per rupiah yang lebih tinggi daripada nilai guna marginal marginal per rupiah dari barang-barang lainya yang tidak berubah harganya. Maka, karena membeli barang tersebut akan memaksimumkan nilai guna, permintaan pada barang tersebut menjadi bertambah banyak apabila haragnya bertambah rendah. Dengan kata lain bahwa efek penggantian akan menyebabkan konsumsi barang yang telah menjadi lebih murah dan mengurangi konsumsi barang lain.

Seperti halnya pendekatan tingkah laku konsumen melalui pendekatan kardinal, pendekatan teori tingkah laku konsumen melalui pendekatan ordinal juga memiliki sejumlah asumsi yang mesti berlaku. Beberapa asumsi yang harus ada pada pendekatan ordinal ini  adalah: (Dr. Eeng Ahman M.S dan  Yana Rohmana S.pd, 2007: XX )
  • Konsumen Rasional
  • Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna.
  • Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu
  • Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum
  • Konsumen konsisten
  • Berlaku hukum transitif
Perilaku konsumen dalam kegiatan pembelian sering dipengarugi oleh beberapa faktor ekonomi dari segi mikro ekonomi, misalnya perubahan harga, perubahan pendapatan dan substitusi. Oleh karena, ketika faktor-faktor tersebut berubah maka relatif pola perilaku konsumen dalam proses kegiatan konsumsi juga mengalai perubahan.


Tabel Efek-Efek Terhadap dan dari Perubahan Pendapatan, Substitusi,  dan harga

Jenis Efek
Pendapatan Uang
Harga
Pendaptan Riel
Efek pendapatan
Efek harga
Efek substitusi

Berubah
Konstan
Berubah

Konstan
Berubah
Berubah
Berubah
Berubah Konstan


Kalau pendapatan tidak mengalami perubahan maka kenaikan harga menyebabkan pendaptan riil menjadi semakin sedikit. Dengan perkataan lain, kemampuan pendapatan yang diterima untuk membeli barang-barang menjadi bertambah kecil dari sebelumnya. Maka kenaikan harga menyebabkan konsumen mengurangi jumlah berbagai barang yang dibelinya, termasuk barang yang mengalami kenaikan harga. Penurunan harga suatu barang menyebabkan pendapatan riil bertambah, dan ini akan mendorong konsumen menambah jumlah barang yang dibelinya. Akibat perubahan harga terhadap pendapatan ini, yang disebut efek pendapatan, lebih memperkuat lagi efek penggantian di dalam mewujudkan kurva permintaan yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Ketika menjelaskan perkaitan antara teori nilai guna dan teori permintaan telah diuraikan bahwa hukum permintaan yang menyatakan bahwa ceteris paribus kalau harga naik permintaan berkurang atau sebaliknya kalau harga turun permintaan bertambah, dapat diterangkan dengan menganilisis dua faktor: faktor efek penggantian dan efek pendapatan. Dalam uraian itu pada hakikatnya bahwa penurunan harga akan menambah permintaan karena: (Sadono Sukirno, 2005:130). Konsumen lebih banyak mengkonsumsi barang itu dan mengurangi konsumsi barang lain.
v   Penurunan harga menambah pendapatan riil konsumen dan kenaikan pendapatan riil in nakan menambah konsumsi berbagai barang (efek pendapatan).
     Survei  membuktikan arti penting pendapatan setelah pajak sebagai penentu pengeluaran konsumsi. Konsumsi pada makanan mengalami penurunan sebagai presentase pendapatan saat pendapatan meningkat. Baik observasi maupun kajian statistik menunjukkan bahwa tingkat pendapatan setelah pajak saat ini merupakan faktor sentral yang menentukan konsumsi suatu negara. Keluaraga-keluarga makin harus membelanjakan pendapatan mereka terutama pada kebutuhan hidup: makanan dan perumahan. Karena pendapatan meningkat, pengeluaran atas banyak barang makanan naik. Orang makan lebih banyak dan lebih baik. Akan tetapi, ada batasan terhadap uang ekstra yang akan dibelanjakan orang pada makanan ketika pendapatan  mereka naik. Akibatnya, proposi total pengeluaran yang diberikan untuk makanan menurun saat pendapatan meningkat.
Pengeluaran untuk pakaian, rekreasi, dan kendaraan meningkat lebih banyak dari yang sebanding untuk pendapatan stelah pajak, sampai pendapatan yang tinggi dicapai. Pengeluaran untuk barang-barang mewah meningkat dalam proporsi yang lebih besar daripada pendapatan.

Potential Impact:

Dampak positif adanya online shop :
Pastinya lebih praktis karena kita tidak perlu capek dan berjuang melewati padatnya lalu lintas terlebih lagi di ibukota seperti saya.
Kemungkinan harga lebih murah itu besar, karena sang pemilik online shop tidak perlu membayar sewa ruko, toko dsb.
Harga bervariasi, jadi kita bisa membandingkan antara online shop satu dengan online shop lainnya.
Jangkauan belanja luas, tidak hanya sebatas dalam kota, luar kota pun bisa bahkan luar negeri. terlebih lagi, banyak sekali website yang dikhususkan untuk forum transaksi jual beli lokal, interlokal, maupun internasional.

Dampak negatif online shop :
  • Yang marak terjadi adalah penipuan, biasanya terjadi ketika kita melihat testimonial dari pembeli sebelumnya. Maka itu para pembeli harap berhati - hati dengan modus penipuan berkedok online shop.
  • Tidak semua harga di online shop lebih murah dibanding offline shop, terlebih lagi barang-barang yang cukup langka yang jarang kita lihat di toko-toko offline ataupun sebaliknya. Atau karena merasa ramai pembeli, para pengusaha online shop menaikan harga untuk mencari keuntungan yang lebih besar.
  • Karena jangkauan sangat luas, kita masih harus mengirimkan ongkos kirim yang cukup mahal tergantung jenis paket pengiriman yang kita pilih.
  • Sangat bergantung pada kondisi alam, karena biasanya para kurir melewati jalur darat,udara atau air untuk pengiriman. Apabila cuaca buruk seperti banjir, gelombang tinggi atau angin kencang, bukan tidak mungkin pengiriman akan telat sampai tujuan.
  • Online shop ini dapat menyebabkan ketagihan yang membuat kita menjadi boros. Saran saya adalah, belilah barang yang anda butuhkan, agar tidak terjadi pemborosan.
  • Online shop dapat menyebabkan kita hanya terpaku pada online shop tanpa mementingkan offline shop. Karena, tidak semua barang online shop lebih baik dari offline shop.
  • Barang tidak sesuai pesanan, entah karena kualitas foto yang dapat merubah hasil barang, atau mungkin kesalahan kurir seperti terbanting, pecah, dan rusak.
  • Rentan aksi pemboboloan rekening karena pembayaran dilakukan melalui Internet
  • Marak aksi spamming karena setelah pembeli melakukan registrasi, penjual cenderung selalu mengirimkan katalog online melalui email pembeli dan hal ini cukup mengganggu privacy
  • Bahaya konsumerisme dan pemborosan. Biasakan hanya membeli barang yang dibutuhkan, sehingga tidak terlalu boros.
  • Dapat mudah terjadi kesalahan pengiriman barang yang dapat memperlama    dalam memperoleh barang tersebut yang bisa disebabkan dari kualitas barang yang diinginkan kadang-kadang berbeda kualitasnya dengan yang tercantum di website. Sehingga pihak toko akan melakukan pengiriman ulang.
Managerial Impact:
Oleh karena itu untuk meminimalisir dampak negatif yang terjadi, telah adanya tindak pencegahan. Bisnis online shop ternyata tidak hanya menjadi peluang bagi para pebisnis, tapi menjadi peluang bagi para penjahat yang mencoba memanfaatkan trend ini untuk melakukan penipuan. Berbagai kasus penipuan online shop banyak diberitakan di TV, koran, bahkan para pengguna sosial media sendiri. Biasanya para pengguna akun media sosial  yang pernah menjadi korban akan mengunggah pengalaman mereka yang ditipu oleh online shop palsu, dengan harapan tidak akan ada yang menjadi korban berikutnya. Beberapa kasus yang terjadi adalah ketika konsumen sudah mentransfer uang ke rekening yang bersangkutan, namun barang tak kunjung dikirim.

Bahkan ada yang mengirim barang, namun isi paketnya ternyata sampah. Untuk mengatasi masalah ini, yang perlu dilakukan adalah, mencantumkan nomor telepon yang bisa dihubungi. Selain nomor telepon, dapat dicantumkan pula alamat jika ada, atau pin BBM, dan akun media sosial lainnya. Tidak hanya itu, dapat dicantumkan pula testimoni para pembeli yang telah menerima barang dan merasa puas dengan pelayanan yang diterima.

Sebisa mungkin menghubungi konsumen yang bersangkutan secara berkala untuk mem-follow up penerimaan barang apakah sudah sampai atau belum, dan sebagainya. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar para konsumen merasa aman dan percaya bahwa barangnya akan sampai ke tangan dalam waktu yang ditentukan. Selain cara diatas, Untuk hal penipuan maka sudah dibuat UU Informasi dan Transaksi Elektronik No 11 Tahun 2008. Dan juga untuk mengurangi penipuan dan adanya masyarakat yang antisosial maka dibuatlah suatu sistem transaksi yang disebut COD (Cash on Delivery).

Sistem transaksi baru ini memungkinkan pelaku untuk memperkenalkan kebutuhannya lewat internet. Penjual akan menawarkan barangnya lewat situs jual beli dan pembeli hanya perlu mencari barang yang diinginkan lewat situs tersebut. Transaksi lewat internet pun terjadi, setelah mencapai kesepakatan (deal) maka pembeli dan penjual akan bertemu pada tempat yang telah ditentukan dan hanya tinggal menyelesaikan pembayaran dan pemberian barang yang diinginkan karena tawar menawar telah dilakukan melalui internet.

Conclusion

Laju arus globalisasi saat ini sudah sangat mempengaruhi kehidupan dan prilaku masyarakat . Proses interaksi dan saling pengaruh-mempengaruhi, bahkan pergesekan kepentingan antar-bangsa terjadi dengan cepat dan mencakup masalah yang semakin kompleks. Seperti halnya dalam bidang Teknologi dan informasi yang saat ini sudah sangat familiar dengan semua elemen masyarakat. Teknologi dan Informasi masuk dan keluar sudah seperti tidak ada pembatas dengan lahirnya internet apalagi ditambah dengan munculnya social media. Orang-orang bisa saling berbicara dan melakukan kegiatan jual beli seakan-akan bertatap secara empat mata yang nyatanya berbeda lokasi. Seperti halnya dalam kegiatan ekonomi, masyarakat saat ini bisa terjun langsung dan melihat hal apa saja yang sedang terjadi tentang perekonomian nasional bahkan dunia, melakukan transaksi secara online seperti online shop atau terintegrasi dengan sistem. Masyarakat seolah mempunyai sumber daya atau power baru yang bisa digunakan untuk memenuhi segala kebutuhannya. Tentunya ini membuktikan bahwa ada pergeseran kebiasaan atau prilaku dimasyarakat menuju modernisasi.

Dengan lahirnya teknologi online shop, tingkah laku konsumen dalam kegiatan konsumsi pun mengalami perubahan. Dari cara transaksi tradisional dimana penjual dan pembeli saling bertatap muka dan melakukan transaksi di tempat tanpa transfer bank hingga pembeli hanya tinggal memilih produk dan langsung membayar uang transfer menggunakan bank. Faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut antara lain lingkungan, budaya, teknologi dan pendapatan. Karena saat ini lingkungan sekitar kita sudah dimasuki oleh teknologi yang memberikan fasilitas untuk memenuhi segala kebutuhan kita. Setiap hari kegiatan atau aktivitas kita tidak lepas dari yang namanya smartphone atau internet. Baik untuk berkomunikasi dengan orang yang jauh lokasinya, mencari tugas dan kerjaan, hingga kegiatan transaksi belanja online.

Dengan segala kemudahan dan kenyamanan online shop, konsumen saat ini seperti diberikan fasilitas yang bisa menjadikannya mempunyai sifat konsumtif. Karena online shop menawarkan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan toko atau tempat belanja biasa di dunia nyata. Berbagai harga yang menarik ditawarkan mulai dari rentang harga Rp.50.000 hingga Rp. 300.000 dan konsumen sudah mendapatkan barang kelas premium maupun barang branded (barang bermerk). Maka tingkah laku konsumen pun mengalami perubahan yang signifikan. Biasanya konsumen terkecoh atau mudah tergoda dengan varian harga yang ditawarkan.

Rencana awal ingin membeli satu jenis barang, tapi karena ada harga diskon atau harga yang lebih murah maka konsumen akan merubah rencana awal tersebut dan membeli jenis barang lebih dari satu. Faktor yang mempengaruhi konsumen sehingga lebih memilih online shop dibandingkan dengan toko yang sesungguhnya diantaranya :
  • ·  Kenyamanan dan kemudahan dalam memilih barang. Konsumen tidak perlu berdesak-desakan saat berbelanja
  •     Harga yang relatif lebih murah sehingga konsumen lebih tergiur untuk berbelanja online
  •     Rata-rata konsumen tidak mau ribet saat berbelanja.

 Demikian kesimpulan dari makalah yang penulis buat. Ternyata teknologi khususnya online shop sudah mempengaruhi tingkah laku konsumen dan mungkin kedepannya pasar online shop ini akan semakin besar dan menjadi peluang bisnis yang menggiurkan. Dan saat ini adanya hari belanja online nasional tgl 12 Desember 2014.


References
Ahman, Eeng dan  Rohmana, Yana. (2007). “Pengantar Teori Ekonmi Mikro”.
Griffin, Ricky W. dan Ebert Ronald J. (2003). “Bisnis”. Jakarta: Prenhallindo.
Samuelson dan Nordhaus. (2004). “Ilmu Makro Ekonmi. Jakarta: PT. Media Global Edukasi.
Stoner, Alfred dan Douglas C., Hague   “Teori  Ekonomi”.  Jakarta:  PT. Galia Indonesia
Sukirno, Sadono. (2005). “Teori Pengantar Mikro Ekonomi”. Jakarta: PT. Raja Grafindo

http://www.pajak.go.id/content/transaksi-online-capai-triliunan-rupiah-setiap-bulan (akses 2 Januari 2015)


Biography

Rizkia Miftah Akbar, lahir di Bandung, Jawa Barat - Indonesia tahun 1994. Pendidikan SD Jakarpurwa 2 lalu melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 34 dan mengambil jurusan Teknik Informatika SMK Negeri 4 Bandung. Saat ini sedang menempuh pendidikan gelar Sarjana bidang Manajemen Bisnis di Universitas Widyatama, Bandung (2014). Selain kuliah, saat ini bekerja di salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang Teknologi (2013-2015). Pengalaman kerja, menjadi Freelance Web Programmer di salah satu perusahaan consultant (2012-2013). 

Next
This is the most recent post.
Posting Lama

1 komentar: